19 December 2014

Verse 1
Tiap hari kutemukan
Mereka yang terhilang
Hidupnya tak menentu
Arah tujuan
Dalam tangan mereka
Tersimpan duka
Namun Tuhan mendengar
Tangis mereka
ChorusMereka perlukan, mereka perlukan
Kasih Yesus yang besar, s'bagai jawaban
Mereka perlukan, mereka perlukan
Tidakkah kau sadari, Dia kasih yang sejati
Mereka perlukan
Verse 2Tuhan memanggil kita
Tuk membawa terangNya
Tiada lebih berharga
Dari yang terhilang
KasihNya menjernihkan
Buat ku mengerti
Mereka perlu mendengar
Tentang kasihNya
Oh betapa indahnya
Hidup kita jalani
Tiada waktu terlewat
Tanpa batasnya.

Mari lihat keluar
Terkadang kita lupa
Kita tak sendiri menikmati indahnya
Hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Chorus:
Bagaimana dengan mereka
yang menjerit kerna lapar
Dan hidup dari belas kasihan
orang s'perti kita
Bagaimana dengan mereka
yang tak punya apa-apa
Apa yang tlah kita buat
Kerna kita diciptakan
untuk berbagi hidup dengan mereka




            Ketika saya menuliskan ini, saya sedang duduk dibawah hamburan sinar matahari pagi. Suhu masih dingin mencengkeram meskipun jam sudah menunjuk pukul 07.43 WIB. Di depan saya sedang menghampar jurang-jurang bertingkat dengan pohon kanopi tumbuh dipinggirannya. Nan jauh di laras ujung sana terlihat bangunan rapat dibawah kaki gunung Pangrango. Samping kanan-kiri saya dikelilingi oleh perbukitan hijau dengan tutupan pohon cemara.
            Udara disini sangat sejuk. Nyanyian jenakan burung-burung seakan menghangatkan embun diujung rerumputan yang perlahan menguap. Sesekali embikan kambing terdengar hampir dari timur. Ahh, betapa indahnya hidup ini. Tempat eksotis yang hanya diisi oleh 77 KK ini sejenak membantu saya melupakan rutinitas hidup. Saat ini, saya sedang berada di Paseban.

            Kunjungan Kedua
            Ini adalah kunjungan kedua saya sejak terakhir saya datang lebih dari 2,5 tahun yang lalu. Saya melihat banyak perbedaan dibandingkan kunjungan pertama saya dulu. Lahan-lahan yang dulunya lebih banyak dihuni ilalang kini sudah banyak digarap. Pertanian modern sudah terlihat dibeberapa tempat. Dua setengah tahun yang lalu, desa ini masih menjadi daerah sepi yang tidak diperhatikan. Padahal, letaknya tidak jauh dari kawasan “elit” Puncak, Cisarua, Bogor.

            Potensi peternakan disini sangat bagus. Hampir semua rumah memiliki ternak kambing. Kondisi suhu yang menyerupai iklim subtropis khas dataran Eropa menjadikan kambing ternak dapat tumbuh maksimal. Selain ternak, tanaman sayur seperti pakcoy, sawi, dan bawang juga dapat berproduksi maksimal. Investor-investor besar sudah terdekteksi menanam modal disini. Di Barat daya tempat saya berdiri sekarang, “factory” sederhana bikinan investor Perancis sedang berdiri cantik. Rumah berwarna merah yang dikelilingi bermacam sayuran ini menjadi bukti sahih bahwa alam Indonesia sungguh amat subuh. Ahh, betapa tidak bersyukurnya saya memiliki Indonesia.

By : Luki Setyawan


Memilih untuk bersama-sama membagi Kasih bersama Care Carrying Community (CCC) LDP Batch 5 kepada anak-anak dan penduduk Desa Paseban, meskipun di hari-hari itu juga ada acara SKGI dan Bethany Conference.. karna FT katakan lebih berharga 1 jiwa yang terhilang daripada 1000 jiwa yang sudah diselamatkan.

Desa Paseban terletak di kira-kira stgh- 1 jam atau 10-15 km dari Cimory kawasan Puncak Bogor, di sisi gunung, dengan penduduk 100% Muslim, kunjungan kami kemari jauh dari kata Kristenisasi karena apa yang kami kerjakan jauh dari ceramah/dakwah, namun melakukan aksi nyata kepada desa yang ada di dan dibawah garis kemiskinan.

Sebagai gambaran, kita harus menempuh perjalanan melalui jalan-jalan terjal berbatu untuk dapat menuju ke Desa Paseban, belum ada nya penerangan jalan dari rumah satu ke rumah lain yang juga berjauh-jauhan - bisa dibayang berapa lama mereka harus berjalan untuk menuju ke Masjid / ke Sekolah? - , juga dengan antusias nya tidak ada seorang KK pun yang menolak baju bekas yang kami bagikan, kamar mandi yang mereka miliki pun kebanyakan masih kamar mandi sharing/ seadanya dari anyaman bambu.. kebanyakan penduduk disini bekerja di perusahaan sayuran organik, sebagian beternak, dan sebagian lagi bertani/ berkebun.

Kunjungan kami didukung penuh oleh para penanggung jawab dan tetua di desa ini, kami tinggal di rumah warga yang juga Muslim namun kami hidup saling menghargai dan bahkan saling mengasihi. Pada pagi hari kami dapat melihat pemandangan yang super WOW.. dan pada malam hari kami berjuang tidur dengan suhu udara cukup "panas", kira-kira antara 5 - 15 derajat celcius..

Apa yang kami kerjakan?
1. Bedah bilik kamar mandi
2. Games untuk anak-anak
3. Nonton bareng
4. Api unggun
5. Bakar-bakaran jagung, roti, dan sate
6. Mengajar Origami
7. Penyuluhan sikat gigi dan hidup sehat
8. Berbagi hadiah dan baju bekas


Semoga apa yang kami investasikan ini, suatu hari nanti mereka mengerti, bahwa mereka sudah pernah ditolong oleh orang-orang Kristen.Dan dari sana mereka mencari tahu siapa itu Yesus yang kasihNya kami bagikan kepada mereka :)

Foto- foto bisa dilihat di

By : Sony Saksono

07 December 2014

Memberi dari kekurangan. Tulisan ini muncul setelah merenungkan lagi tentang kisah dalam Alkitab tentang persembahan seorang janda miskin (Markus 12:41-44).

" Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.  Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." 

Perikop ini mungkin sering kali dibahas atau bahkan ditafsirkan secara mendalam oleh banyak ahli. Di sini kami ingin berbagi apa yang kami dapat dan belajar khususnya dalam hal memberi.
Dalam perikop tersebut kita diingatkan kembali bahwa persembahan atau pemberian kita bukan dinilai berdasarkan berapa jumlah uang atau barang yang kita berikan, meskipun secara manusiawi jumlah secara kuantitas sering menjadi tolak ukur. Yesus mengatakan pada murid-muridn-Nya bahwa persembahan janda tersebut justru lebih banyak dibandingkan persembahan yang diberikan orang-orang lainnya, meskipun dilihat dari jumlahnya sangat kecil. Janda ini memberi dari kekurangannya, dia memberikan semua yang ada padanya.

Hal menarik lainnya, di sini kita dapat belajar bahwa Tuhan melihat apa yang sering kali orang-orang tak lihat dan hargai. Cerita tentang janda tersebut mengajarkan kita untuk memberi yang terbaik untuk Tuhan. Dalam kehidupan segari-hari kita juga diingatkan memberikan pemberian yang terbaik bagi sesama kita tentunya, karena tidak mungkin kita mengasihi Tuhan dengan benar jika tidak mau mengasihi sesama.

Tidak ada pemberian yang terlalu kecil untuk diberikan, bahkan sebuah senyuman pun dapat mencerahkan satu hari bagi seseorang. Siapapun pasti senang diperhatikan, dan semua dari kita pasti menerima banyak pemberian, baik dari orang tua, sahabat, kekasih dan lain sebagainya. Maka sudah sepatutnya lah kita meneruskan kebaikan yang kita terima kepada orang lain. Dengan apa yang ada pada kita. Meski "sedikit" sekalipun.

Seperti kata pepatah "Kita dapat memberi tanpa kasih, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi". So, mari kita belajar memberi seberapapun yang dapat kita berikan, baik itu melalui doa, dukungan mapun materi. Tuhan tidak melihat seberapa tebal "amplop" yang kita berikan, berapa lembar uang yang kita berikan, tapi Dia menghargai setiap pemberian kita baik persembahan kepada Tuhan atau pemberian untuk sesama yang kita berikan dengan tulus hati bahkan jika itu kita berikan dari keterbatasan atau kekurangan kita.

Memberi tidak akan membuat kita menjadi miskin tetapi justru memperkaya diri kita, memperkaya kasih dan kemurahan hati kita. Hidup berkelimpahan bukanlah menimbun banyak emas untuk dinikmati sendiri melainkan membagikan apa yang kita miliki untuk memberkati sesama kita.

"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24)

Tuhan memberkati :)

----------------------------------------------------------------------------------
CCC in Sponsosrship ingin meneruskan dan berbagi berkat karena kami pun sudah diberkati sepanjang kehidupan kami. Sponsor a child now, and be a part of us! :)
For more information, please send your e-mail to cccinsponsorship@gmail.com
Be blessed :)
Let's share....